Monday 2 April 2012

TOILET TRAINING ALA MAS ARKAN

1 comments

Sebanyak apapun buku parenting yang pernah kita baca, kita tak pernah tahu sebelumnya mana yang akan kita aplikasikan dalam perjalanan mendidik dan mengantar anak-anak kita menuju gerbang kemandirian. Aku tak pernah menjadikan buku sebagai standar baku keberhasilan melainkan sekedar penambah wawasan. Toh, setiap anak punya keunikan masing-masing yang tidak bisa disamaratakan

Begitu pun tentang standar keberhasilan toilet training, aku tak pernah mematok kapan sulungku, Arkan, harus mandiri keluar masuk kamar mandi. Bukankah semua akan berjalan secara alami seiring dengan perkembangan usia? Yang menjadi tugas orang tua sekedar mengantarnya bukan mematok kapan harus bisa melakukannya sendiri.

Sejak bayi, aku dan suami memang tidak membiasakan Arkan memakai diapers sepanjang waktu. Selain tak ramah lingkungan juga karena tak punya budget khusus dalam anggaran belanja bulanan. Paling banter beli 1 paket yang isi 7 atau 8 pcs. Pernah, sih, terpikir beli clodi tapi belum juga terealisasikan.

Pertama kali memakaikan Arkan diapers adalah saat perjalanan Ngawi-Solo. Saat itu, Arkan berusia 2,5 bulan. Kemudian hal itu kembali dilakukan saat mengajaknya bepergian. Pernah juga saat emaknya belum sempat setrika (kalau yang ini jarang, kok).

Nah, mulai usia 6 bulan, Arkan dah jarang ngompol di malam hari. Jadi percuma juga kalo memakaikan diapers malam hari. Mulai usia 1 tahun, saat tulang punggungnya mulai kuat menahan berat tubuhnya, aku mulai mengajarkan toilet training. Sebagai ibu yang full time di rumah, tak sulit mengenali waktu-waktu Arkan akan pipis.

Sedangkan tanda-tanda hendak pup pun dengan mudah bisa dibaca dari raut wajahnya yang tak biasa. Kadang juga ia bilang sebelum terjadi insiden pup di celana. Kadang-kadang memang kecolongan juga tapi aku tidak keberatan kok mengganti celana danmembersihkan bekas pipis atau pupnya. Kubuat santai saja.

Menjelang 2 tahun keberhasilan toilet training sudah semakin tampak. Meskipun begitu, kalau bepergian atau berkunjung ke rumah sanak saudara, Arkan masih pakai diapers, sekedar untuk jaga-jaga. Ya meskipun tetap kering dan Arkan pun bilang kalau mau buang hajat, setidaknya kami tenang dalam bertamu. Sedia payung sebelum hujan. Biasanya kalau bawa payung nggak jadi hujan. He..he..

Nah, menjelanng usia 2, 5 tahun pembelian diapers benar-benar kami stop. Di rumah masih ada sisa 3 pcs, dan terkadang aku tergoda untuk memakaikannya saat mengajaknya kondangan. He2.. malas cari KM tapi ternyata kadang juga Arkan mengajakku ke KM saat asyik-asyiknya menikmati jamuan makan. Baiklah, kuanggap ini konskuensi mengajak anak kecil ke kondangan.

Tanggal 13 April tahun ini, Arkan genap 3 tahun. Dan aku masih sering mewanti-wanti kalau cuaca dingin, “Mas Arkan, kalau mau pipis bilang Umi atau Abi lho, ya..” He..he begitulah emak cerewet. Soalnya belum lama terjadi insiden yang tidak mengenakkan, Arkan pipis di celana saat keasyikan maen di depan rumah. Saat itu memang masih pagi dan udara dingin. Hmm.. Padahal sebelumnya nggak pernah kejadian. Lha wong pas di rumah Mbah Ngawi 10 hari juga nggak pernah ngompol sama sekali. Tengah malam terbangun minta diantar ke KM. Siang juga kalau mau pipis atau pup juga bilang. Kadang ngeloyor ke KM sendiri.

Pengalaman mengajarkan kita untuk menjadi lebih baik dalam segala hal. Jadi aku lebih hati-hati dan tidak sombong soal keberhasilan Arkan toilet training di usia 2 tahunan. He..he.. baru dirasani berhasil ternyata kecolongan juga. Tapi tak mengapa, anggap saja kecelakaan sejarah. Hmm.. yang terpenting ia sudah mengerti ke mana harus membuang hajat. Sesekali ngompol ya masih wajar. Jangan dijadikan beban.

Tak ada tips khusus tentang toilet training yang aku peroleh. Dan aku juga tidak saklek menyerap referensi-referensi kapan saat yang tepat untuk melakukannya. Hanya satu hal yang selalu kuingat saat bepergian jauh adalah bertanya atau mengajaknya ke KM saat-saat tertentu (emaknya yang hafal ritme anak harus ke KM, 2-3 jam sekali). Setiap anak tak sama satu dengan yang lain, jadi sebetulnya orang tuanyalah yang paling mengerti kebutuhannya. Jadi santai aja, Bund.. :)

Bukit Gading Indah, 2 April 2011: 00.07